Debat Ke 2 Pilgubsu, Bobby Skakmat Edy Dimana Letak Batu Pertama Tol Dalam Kota di Medan ? - Metroxpose News and Campaign

Headline

WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Made with PhotoEditor.com

Thursday, November 7, 2024

Debat Ke 2 Pilgubsu, Bobby Skakmat Edy Dimana Letak Batu Pertama Tol Dalam Kota di Medan ?


Medan, MetroXPose.com | Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1 Bobby Nasution – Surya kembali unggul dalam debat publik kedua Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Sumatera Utara yang diselenggarakan KPU Sumut di Hotel Santika Dyandra , Medan, Rabu (6/11/2024) malam.

Bobby dan Surya berhasil menyudutkan Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Sumatera Utara nomor urut 2 Edy Rahmayadi – Hasan Basri Sagala lewat pertanyaan maupun pertanyaan yang disampaikan.

Bobby berhasil memberikan jawaban yang detail dan spesifik ketika kandidat lainnya berusaha menyerang dengan pertanyaan diberikan. Salah satunya terkait Blok Medan. Bobby malah mempersilahkan dirinya dilaporkan ke aparat penegak hukum apabila memang terlibat dalam hal tersebut.

Begitu juga ketika ditanya tentang penanganan sampah yang belum maksimal dengan mengatakan Medan sebagai kota terjorok. Bobby dengan santai menanggapi pertanyaan tersebut dengan jawaban yang cukup menohok. Dia mengatakan, Medan memang pernah menyandang status sebagai kota terjorok. Hanya saja saat itu dirinya belum menjabat sebagai Walikota Medan. Namun, setelah dirinya menjabat, Kota Medan berhasil meraih Adipura. Hal ini dilakukan karena pengelolaan sampah dan TPA dirubah sesuai arahan pemerintah pusat.

“Kami juga sudah menyiapkan lahan untuk TPA bersama sesuai arahan Pak Edy yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara , tapi kami kena prank. Begitu juga kalau pengorekan drainase sebagai penyumbang sampah, artinya anggaran infrastruktur sebesar Rp2.7 triliun di Pemprovsu itu juga penyumbang sampah. Harusnya Pak Edy buka data lagi,” tegas Bobby dengan nada santun.

Tidak hanya itu , Bobby juga berhasil menyudutkan Edy dengan pertanyaan lebih memilih membangun teras Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara sebesar Rp2 miliar daripada membangun jalan provinsi di daerah. Sebelumnya dalam debat pertama Bobby menyinggung dengan mengatakan lebih memilih membeli aset eks Medan Club sebesar Rp457 miliar daripada meningkatkan pelayanan kesehatan atau melaksanakan program UHC.

Tak sampai disitu, pertanyaan tajam juga dilontarkan Bobby ketika menanyakan kabar program pembangunan TOL dalam kota yang sudah dilakukan peletakan batu pertama. Tapi, sampai saat ini dirinya tidak tahu batu pertama itu dimana.

“Saya sudah cari kemana mana Pak. Dimana batu itu,” tanyanya. Pertanyaan ini dijawab mengambang dan tidak bisa dijelaskan Edy secara jelas. Edy hanya menjawab saat itu kondisi sedang Covid -19 dan dirinya fokus penanganan Covid -19 dan pemulihan ekonomi. Padahal pertanyaannya dimana batu itu.

Hal ini membuktikan Bobby dan Surya lebih siap menghadapi debat dan apa yang disampaikan berdasarkan fakta. Bobby mengedepankan logika berpikir. Bukan rasa. Tidak salah Bobby – Surya lebih unggul dari Edy dan Hasan dalam debat kali ini.

Pengamat Politik asal USU Dr Indra Fauzan membenarkan bahwa penampilan Bobby-Surya ungguli Pasangan Edy-Hasan.

“Secara strategi Bobby Nasution dari awal bahkan dari debat pertama sudah mengambil inisiatif menyerang terlebih terkait dengan isu isu pembangunan infrastruktur, dalam konteks ini keunggulan beliau terlihat dari penyajian data data yang baik terutama soal jalan, soal BLK, soal anggaran yang digunakan oleh lawan politiknya,” kata Indra Fauzan kepada wartawan Kamis (7/11/2024).

“Secara umum debat kedua sudah sangat baik dan tentunya sebenarnya publik ingin melihat program program apa yang lebih real, jadi tidak hanya soal saling menguliti atau downgrade lawan, malah program- programya sendiri tidak begitu menonjol,” pungkasnya



Reporter : Lam