Karyawan Kebun SPR di Keroyok Sekelompok Warga di Mandoge - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com

Wednesday, November 1, 2023

Karyawan Kebun SPR di Keroyok Sekelompok Warga di Mandoge


MetroXpose.com, Asahan | Seorang karyawan kebun PT Sari Persada Raya (SPR) di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan bernama Edy Radius dianiaya oleh sejumlah orang yang diduga sebagai penggarap lahan kebun di depan anak istrinya.

Aksi penganiayaan tersebut terjadi pada Minggu (29/10) sore kemarin. Pada video yang diterima wartawan, Rabu (1/11) terlihat seorang pria tampak dikerumuni beberapa orang dan mendapatkan beberapa pukulan.

Korban penganiayaan tersebut, Edy saat ditemui wartawan di rumah sakit mengaku mendapatkan pukulan dan sejumlah penganiayaan dari orang yang ada di video itu diduga adalah sejumlah penggarap kebun SPR.

“Mobil saya dihadang mereka, dengan suara kasar mereka minta saya keluar. Padahal di dalam itu ada istri dua anak saya . Kami baru saja menjemput orang yang lagi sakit dari rumah sakit,” kata Edy.

Saat itu dikatakannya ia hendak pulang ke komplek kebun perumahan namun di tengah jalan dihadang oleh kelompok penggarap dan meminta mereka berhenti.

“Saya turun, dan itulah yang di video. Satu dari penggarap terus mengejar saya, sampai terjadi pemukulan hingga di bagian belakang kepala saya," ujar Edy.

Edy bersyukur, saat itu ada warga yang datang untuk menahan para penggarap dan menyuruh dirinya untuk bergegas masuk kedalam mobil dan langsung meninggalkan lokasi.

"Tapi, beberapa ratus meter kedepan. Kami dihadang kembali dan bahkan, saat itu saya sedang membuka kaca mencoba dicucuk dengan parang oleh tiga orang. Tapi, saya lebih dahulu menaikan kaca sehingga tidak sempat," katanya.

Salain menerima pukulan dan serangan dari para penggarap, mobil milik Edy juga mengalami kerusakan. Beberapa bagian kaca mobilnya pecah.

“Mereka melakukan itu didepan istri dan anak-anak saya yang didalam mobil. Mereka sekarang masih ketakutan dan trauma,” kata dia.

Kasus ini sudah dilaporkannya ke Polres Asahan. Namun karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk diperiksa sebagai pelapor Edy mengatakan baru melakukan visum atas kejadian ini.

Kekerasan terhadap Edy di wilayah kebun SPR tidak hanya terjadi pada dirinya. Di hari yang sama pada tempat yang berbeda, seseorang pria yang diduga kuat adalah warga penggarap terekam CCTV ikut menyerang pos satpam kebun dan mengejar melakukan terhadap seorang karyawan yang kebetulan melintas.

“Saya dipanggilnya berhentilah. Waktu itu naik sepeda motor. Entah bagaimana dia mengamuk dan memukul saya di wajah. Terus karana dia bawa pecahan kaca saya lari karena di situ dia mau menikam saya,” kata Alexon Damanik karyawan PT SPR yang ikut menjadi korban penganiayaan.

Sementara itu, di hari yang sama pada tempat yang berbeda, seseorang pria yang diduga kuat adalah warga penggaram terekam CCTV ikut menyerang pos satpam kebun dan mengejar melakukan terhadap seorang karyawan yang kebetulan melintas.

“Saya dipanggilnya berhentilah. Waktu itu naik sepeda motor. Entah bagaimana dia mengamuk dan memukul saya di wajah. Terus karana dia bawa pecahan kaca saya lari karena di situ dia mau menikam saya,” kata Alexon Damanik karyawan PT SPR yang ikut menjadi korban penganiayaan.

Terpisah, Manager PT SPR Agustinus Tarigan dikonfirmasi wartawan membenarkan hal tersebut. Melihat semakin panasnya konflik di lahan hak guna usaha (HGU) mereka pihaknya merasakan kekhawatiran dan keselamatan dari para karyawannya.

“Pertama upaya yang telah kami lakukan adalah memberikan perawatan berupa perobatan kepada kedua karyawan dan sampai hari ini mereka masih di rumah sakit,” kata Agustinus.

Ia mengatakan, dengan kejadian ini buntut dari lambannya penyelesaian persoalan yang terjadi di lahan HGU yang dipermasalahkan masyarakat penggarap, padahal telah ada dibentuk tim terpadu menangani masalah ini melibatkan banyak pihak.

“Kita tau, terkaiat permasalahan di lahan HGU ini sedang dalam proses penyelesaian lewat tim yang sudah dibentuk. Dengan adanya tindakan kekerasan seperti ini kami khawatir ini keinginan penyelesaian masalah ini tidak ada ujungnya. Terhadap kasus penganiayaan ini juga kami telah membuat laporan ke Polres Asahan agar pelaku untuk ditindak secara hukum,” ujarnya.