Baca Juga | Kasus Penembakan Dibelawan Terungkap, Disita Sebpi Kaliber 32 Buatan Brazil
Amatan metroxpose.com dalam video berdurasi 2,51 detik yang beredar seorang pria mengenakan pakaian Jas, mengatas namakan dirinya Advokat mendatangi mapolsek Banyuwangi dengan meneriakan "Kanit Reskrim Keluar- keluar, saya pengen ketetemu Kanit reskrim," petikan suara keras yang di lontarkan sang pengacara menuju lobi depan pintu masuk mapolsek.
Tampak Pengacara memberikan orasi mengenai diputusnya kuasa hukum sepihak dari kliennya akibat adanya dugaan dipengaruhi oleh kanit reskrim dengan mengatakan "kenapa tidak diselesaikan dengan kita saja, " dugaan ucapan kanit reskrim yang ditirukan sang pengacara.
Tak sampai disitu saja sang pengacara yang diketahui bernama Nanang Selamet juga mengambil segepok uang lembaran 50ribuan dari tas asistennya dan ditebar berserakan di depan mapolsek, sekelebat membuat orang disekitar berebut uang yang berhamburan, namun uang tersebut dilarang untuk dipungut dan di tumpuk di depan pintu masuk lobi.
Kembali dipertontonkan betapa perlilaku oknum Aparat penegak hukum yang seharusnya mengayomi masyarakat malah seolah ada bujuk rayu terselubung dibelakang meja penyidik untuk kongkalikong penyelesaian kasus dengan manghasut agar Saksi/korban tidak menggunakan pengacara dalam penyelesaian kasus yang dimaksud. Miris ditengah anjloknya popularitas Kepolisian Di Negara ini masih ada saja muncul kepermukaan masalah yang tidak seharusnya terjadi jika memakai SOP dan melaksanakan tugas secara presisi dan humanis.
Sayangnya Jargon itu belum berjalan sesuai yang diharapkan, maraknya oknum kepolisian melakukan tindakan yang menjurus pidana hingga saat ini belum diselesaikan sesuai dengan harapan masyarakat yaiu tindakan melanggar peraturan kode etik / pidana sudah seharusnya di PECAT dari kesatuan. (San/MX)
Amatan metroxpose.com dalam video berdurasi 2,51 detik yang beredar seorang pria mengenakan pakaian Jas, mengatas namakan dirinya Advokat mendatangi mapolsek Banyuwangi dengan meneriakan "Kanit Reskrim Keluar- keluar, saya pengen ketetemu Kanit reskrim," petikan suara keras yang di lontarkan sang pengacara menuju lobi depan pintu masuk mapolsek.
Tampak Pengacara memberikan orasi mengenai diputusnya kuasa hukum sepihak dari kliennya akibat adanya dugaan dipengaruhi oleh kanit reskrim dengan mengatakan "kenapa tidak diselesaikan dengan kita saja, " dugaan ucapan kanit reskrim yang ditirukan sang pengacara.
Tak sampai disitu saja sang pengacara yang diketahui bernama Nanang Selamet juga mengambil segepok uang lembaran 50ribuan dari tas asistennya dan ditebar berserakan di depan mapolsek, sekelebat membuat orang disekitar berebut uang yang berhamburan, namun uang tersebut dilarang untuk dipungut dan di tumpuk di depan pintu masuk lobi.
Kembali dipertontonkan betapa perlilaku oknum Aparat penegak hukum yang seharusnya mengayomi masyarakat malah seolah ada bujuk rayu terselubung dibelakang meja penyidik untuk kongkalikong penyelesaian kasus dengan manghasut agar Saksi/korban tidak menggunakan pengacara dalam penyelesaian kasus yang dimaksud. Miris ditengah anjloknya popularitas Kepolisian Di Negara ini masih ada saja muncul kepermukaan masalah yang tidak seharusnya terjadi jika memakai SOP dan melaksanakan tugas secara presisi dan humanis.
Sayangnya Jargon itu belum berjalan sesuai yang diharapkan, maraknya oknum kepolisian melakukan tindakan yang menjurus pidana hingga saat ini belum diselesaikan sesuai dengan harapan masyarakat yaiu tindakan melanggar peraturan kode etik / pidana sudah seharusnya di PECAT dari kesatuan. (San/MX)