Baca Juga | Gondol 50 Boks Keramik, Residivis Didoor Petugas
H br Pandiangan ditemukan tewas dengan gantung diri didalam kamar depan rumah, sementara Sn br Simorangkir ditemukan tewas dengan kondisi kepala pecah dan tubuh berlumuran darah.
Informasi yang kita dapatkan, pada saat peristiwa itu pertama kali diketahui oleh anak dari H br Pandiangan, R.T br Pasaribu (14) pelajar, yang baru pulang dari menginap dari rumah saudaranya. RT br Pasaribu yang merasa curiga karena pintu rumah masih terkunci dari dalam dan tidak ada sahutan saat digedor dan dipanggil.
Anak Korban merasa curiga, lalu RT br Pasaribu mencoba mencongkel pintu rumahnya dengan menggunakan pisau dapur yang dipinjamnya dari tetangga, namun usahanya sia-sia dan tidak berhasil, lantaran pintu rumahnya tidak bisa dibuka. Kemudian RT br Pasaribu meminta bantuan kepada tetangganya E. Hutajulu untuk membantu membongkar pintu rumahnya.
Setelah pintu rumahnya terbuka, R.T Pasaribu langsung menuju ruangan kebelakang rumahnya. Saat keruangan belakang RT.Pasaribu kaget lantaran sepupunya yang bernama Sn br Simorangkir sudah terbaring dilantai dengan posisi tubuhnya berlumuran darah dan bukan hanya itu saja, saat akan keluar rumahnya untuk meminta tolong ke warga sekitar, RT.Pasaribu melihat kalau ibunya (H. br Pandiangan), sudah meninggal dunia didalam kamar depan dengan posisi tubuh tergantung.
“kami bongkar pintu rumahnya karena ngak bisa terbuka, pas di buka di dalam sudah ada 2 orang meninggal dunia. Yang satu diruangan belakang dengan posisi tubuh tergeletak dilantai dengan banyak darah dan orang tua RT. Pasaribu, tergantung didalam kamar depan rumahnya, “ungkap tetangga korban EH.
Selanjutnya, pihak warga langsung menghubungi Kepala Dusun 13 Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal lalu Kepala Dusun 13 Desa Muliorejo, meneruskan ke Polsek Sunggal.
Mendapat laporan dari Kadus 13 Desa Muliorejo, petugas Polsek Sunggal langsung menuju ke lokasi melakukan penyelidikan bersama tim inafis Polrestabes Medan untuk melakukan olah TKP.
PLT Kapolsek Sunggal AKP P.Panjaitan SH MH melalui Kanit Reskrim Polsek Sunggal AKP BUDIMAN SIMANJUNTAK SE.MH di dampingi Kasi Humas Aiptu Misrianto membenarkan peristiwa itu terjadi dimana ditemukan mayat korban Sn br Simorangkir mengalami luka di bagian belakang kepala dan dibagian perut.
Diduga pelaku H br Pandiangan dalam posisi gantung diri dan bercak darah di kakinya, serta ditemukan 1 batang kayu Broti dan sebilah pisau didekat tubuh korban Sn br Simorangkir ,
Selanjutnya, kedua jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan Autopsi guna penyelidikan lanjut. (Ali/MX)
H br Pandiangan ditemukan tewas dengan gantung diri didalam kamar depan rumah, sementara Sn br Simorangkir ditemukan tewas dengan kondisi kepala pecah dan tubuh berlumuran darah.
Informasi yang kita dapatkan, pada saat peristiwa itu pertama kali diketahui oleh anak dari H br Pandiangan, R.T br Pasaribu (14) pelajar, yang baru pulang dari menginap dari rumah saudaranya. RT br Pasaribu yang merasa curiga karena pintu rumah masih terkunci dari dalam dan tidak ada sahutan saat digedor dan dipanggil.
Anak Korban merasa curiga, lalu RT br Pasaribu mencoba mencongkel pintu rumahnya dengan menggunakan pisau dapur yang dipinjamnya dari tetangga, namun usahanya sia-sia dan tidak berhasil, lantaran pintu rumahnya tidak bisa dibuka. Kemudian RT br Pasaribu meminta bantuan kepada tetangganya E. Hutajulu untuk membantu membongkar pintu rumahnya.
Setelah pintu rumahnya terbuka, R.T Pasaribu langsung menuju ruangan kebelakang rumahnya. Saat keruangan belakang RT.Pasaribu kaget lantaran sepupunya yang bernama Sn br Simorangkir sudah terbaring dilantai dengan posisi tubuhnya berlumuran darah dan bukan hanya itu saja, saat akan keluar rumahnya untuk meminta tolong ke warga sekitar, RT.Pasaribu melihat kalau ibunya (H. br Pandiangan), sudah meninggal dunia didalam kamar depan dengan posisi tubuh tergantung.
“kami bongkar pintu rumahnya karena ngak bisa terbuka, pas di buka di dalam sudah ada 2 orang meninggal dunia. Yang satu diruangan belakang dengan posisi tubuh tergeletak dilantai dengan banyak darah dan orang tua RT. Pasaribu, tergantung didalam kamar depan rumahnya, “ungkap tetangga korban EH.
Selanjutnya, pihak warga langsung menghubungi Kepala Dusun 13 Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal lalu Kepala Dusun 13 Desa Muliorejo, meneruskan ke Polsek Sunggal.
Mendapat laporan dari Kadus 13 Desa Muliorejo, petugas Polsek Sunggal langsung menuju ke lokasi melakukan penyelidikan bersama tim inafis Polrestabes Medan untuk melakukan olah TKP.
PLT Kapolsek Sunggal AKP P.Panjaitan SH MH melalui Kanit Reskrim Polsek Sunggal AKP BUDIMAN SIMANJUNTAK SE.MH di dampingi Kasi Humas Aiptu Misrianto membenarkan peristiwa itu terjadi dimana ditemukan mayat korban Sn br Simorangkir mengalami luka di bagian belakang kepala dan dibagian perut.
Diduga pelaku H br Pandiangan dalam posisi gantung diri dan bercak darah di kakinya, serta ditemukan 1 batang kayu Broti dan sebilah pisau didekat tubuh korban Sn br Simorangkir ,
Selanjutnya, kedua jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan Autopsi guna penyelidikan lanjut. (Ali/MX)