Metroxpose.com Karo - Kepala SD 040475 Tigaserangkai, Mesnawati, S.Pd, benarkan kondisi gedung sekolah di desa Kuta Tengah belum layak dimanfaatkan untuk aktifitas belajar-mengajar. "Meubeler kami belum ada pak," katanya.
Baca Juga | Pelaku Curanmor di Gereja GBI RG Mart Diciduk Polisi di Warnet
Dijelaskan, Gedung sekolah yang dibangun dalam Tahun Anggaran 2020 lalu dengan Pagu Anggaran sebesar 600 Juta hanya berdiri 3 ruang kelas dan 4 pintu kamar mandi.
"Memang benar pak, lokal hanya 3 ruang kelas dan masih kurang 3 ruang kelas lagi. Ruang guru juga belum ada, instalasi Listrik belum terpasang, dan air juga belum tersedia," kata Mesnawati kepada Wartawan seusainya menggelar kerja bakti digedung sekolah bersama siswa, desa Kutatengah, Kecamatan Simpang Empat, Karo, Kamis (28/10/2021).
Ia juga merinci jumlah siswa yang terdaftar di SD 040475 Tigaserangkai sebanyak 72 siswa ditambah 6 orang guru berstatus PNS, 2 orang tenaga Honorer dan 1 orang penjaga sekolah.
Dikatakan, siswa sekolah yang terdaftar disekolah 040475 Tigaserangkai didominasi dari hamparan rumah pengungsi (keci-keci) di desa Ndokum Siroga. Siswa dari desa Berastepu 27 orang, dari desa Gamber 19 orang, dari desa Kutatengah sebanyak 25 siswa dan dari desa kutatonggal hanya 1 orang siswa.
Sekedar diketahui, Sekolah SD Negeri 040475 Tigaserangkai sebelumnya diapit 3 desa (Berastepu, Gamber, dan Kutatengah). Pasca gunung Sinabung Erupsi 2013 lalu, selain desa Berastepu dan Gamber diungsikan, desa Kutatengah juga ikut diungsikan pada gelombang erupsi kedua. Dengan penurunan level Sinabung, warga desa Kutatengah akhirnya kembali ke desa. Sementara warga desa Gamber dan Berastepu telah direlokasi dengan program Relokasi Mandiri (yang terpisah-pisah).
Di tahun 2020, sesuai data LPSE yang menunjukkan pembangunan gedung sekolah 040475 Tigaserangkai sebagai pengganti sekolah yang sebelumnya yang terimbas akibat Erupsi Sinabung yang ditempatkan berlokasi di desa Kutatengah. Radius lokasi Hamparan Pengungsi ke sekolah yang baru dibangun mencapai 5-7 KM.
Menurut warga Berastepu, S. Milala (42), dalam pembangunan gedung sekolah pengganti 040475 Tigaserangkai. Letak bangunan itu disebutkan salah kaprah, ia juga mendikte pejabat Pendidikan yang membuat perencanaan ngasal.
"Asal-asalan cara kerja mereka, bangunan yang direncanakan seharusnya disesuaikan dengan kondisi medan sekolah semula. Artinya, setidaknya bisa merangkul kembali ketiga desa itu," tegasnya.
"Kemarin saya mendengar informasi, warga kutatengah bersekolah ke desa surbakti dekat hamparan pengungsi (keci-keci) dengan ongkos 10.000 pulang-pergi. Dan bagaimana bila bangunan sekolah yang baru berdiri di desa kutatengah di fungsikan. Mau tak mau, siswa atau warga pengungsi yang menetap di Hamparan Keci-keci harus bersekolah ke desa kuta tengah, pasti akan menimbulkan persoalan baru," tandasnya. (MS/MX)
Dijelaskan, Gedung sekolah yang dibangun dalam Tahun Anggaran 2020 lalu dengan Pagu Anggaran sebesar 600 Juta hanya berdiri 3 ruang kelas dan 4 pintu kamar mandi.
"Memang benar pak, lokal hanya 3 ruang kelas dan masih kurang 3 ruang kelas lagi. Ruang guru juga belum ada, instalasi Listrik belum terpasang, dan air juga belum tersedia," kata Mesnawati kepada Wartawan seusainya menggelar kerja bakti digedung sekolah bersama siswa, desa Kutatengah, Kecamatan Simpang Empat, Karo, Kamis (28/10/2021).
Ia juga merinci jumlah siswa yang terdaftar di SD 040475 Tigaserangkai sebanyak 72 siswa ditambah 6 orang guru berstatus PNS, 2 orang tenaga Honorer dan 1 orang penjaga sekolah.
Dikatakan, siswa sekolah yang terdaftar disekolah 040475 Tigaserangkai didominasi dari hamparan rumah pengungsi (keci-keci) di desa Ndokum Siroga. Siswa dari desa Berastepu 27 orang, dari desa Gamber 19 orang, dari desa Kutatengah sebanyak 25 siswa dan dari desa kutatonggal hanya 1 orang siswa.
Sekedar diketahui, Sekolah SD Negeri 040475 Tigaserangkai sebelumnya diapit 3 desa (Berastepu, Gamber, dan Kutatengah). Pasca gunung Sinabung Erupsi 2013 lalu, selain desa Berastepu dan Gamber diungsikan, desa Kutatengah juga ikut diungsikan pada gelombang erupsi kedua. Dengan penurunan level Sinabung, warga desa Kutatengah akhirnya kembali ke desa. Sementara warga desa Gamber dan Berastepu telah direlokasi dengan program Relokasi Mandiri (yang terpisah-pisah).
Di tahun 2020, sesuai data LPSE yang menunjukkan pembangunan gedung sekolah 040475 Tigaserangkai sebagai pengganti sekolah yang sebelumnya yang terimbas akibat Erupsi Sinabung yang ditempatkan berlokasi di desa Kutatengah. Radius lokasi Hamparan Pengungsi ke sekolah yang baru dibangun mencapai 5-7 KM.
Menurut warga Berastepu, S. Milala (42), dalam pembangunan gedung sekolah pengganti 040475 Tigaserangkai. Letak bangunan itu disebutkan salah kaprah, ia juga mendikte pejabat Pendidikan yang membuat perencanaan ngasal.
"Asal-asalan cara kerja mereka, bangunan yang direncanakan seharusnya disesuaikan dengan kondisi medan sekolah semula. Artinya, setidaknya bisa merangkul kembali ketiga desa itu," tegasnya.
"Kemarin saya mendengar informasi, warga kutatengah bersekolah ke desa surbakti dekat hamparan pengungsi (keci-keci) dengan ongkos 10.000 pulang-pergi. Dan bagaimana bila bangunan sekolah yang baru berdiri di desa kutatengah di fungsikan. Mau tak mau, siswa atau warga pengungsi yang menetap di Hamparan Keci-keci harus bersekolah ke desa kuta tengah, pasti akan menimbulkan persoalan baru," tandasnya. (MS/MX)