MetroXpose.com Medan - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengharapkan petani di Sumut tidak lagi terjerat oleh rentenir dengan memperkuat pembiayaan sektor pertanian. Karena, banyak petani di daerah ini yang akhirnya merugi lantaran meminjam modal kepada rentenir.
Hal itu disampaikannya saat penandatanganan kerja sama antara Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, Dewan Pengurus Daerah Pemuda Tani Indonesia Sumut dengan PT Bank Sumut dan Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) di Kantor Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Kamis (7/10). “Begitu suburnya (rentenir) di tempat kita, subur sekali,” kata Gubernur.
Gubernur menceritakan pengalamannya bertemu seorang petani yang tercekik rentenir. Padahal si petani baru melakukan panen raya. Meski mendapat hasil panen yang besar, ternyata pendapatan yang diterimanya sangat kecil. Bahkan petani yang dimaksud kehilangan tanah seluas empat rante dari enam rante yang dimilikinya.
Sehabis panen, dia tak dapat apa apa dari panennya, bahkan dia cerita tanahnya dulu enam rante, sekarang tinggal dua rante, empat rante sudah diambil rentenir,” ungkap Gubernur.
Karena itu, Gubernur meminta PT Bank Sumut berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Pembiayaan sektor pertanian harus diperkuat dan menjadi prioritas oleh Bank Sumut. Sebab, memberantas rentenir menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Negara tidak akan maju apabila masih terdapat rentenir. Untuk itu, Bank Sumut harus prioritaskan, yang penting tidak menyalahi aturan,” kata Edy Rahmayadi.
Senada dengan Gubernur, Ketua HKTI Sumut Gus Irawan Pasaribu meminta Bank Sumut untuk terjun ke wilayah pelosok Sumut. Menurutnya petani di pelosok daerah sulit mendapat pembiayaan pertanian karena berbagai hal, termasuk letak wilayah yang terpencil.
Penandatanganan kerja sama antara HKTI Sumut, Pemuda Tani Indonesia Sumut dengan PT Bank Sumut dan Jasindo adalah tentang pembiayaan sektor pertanian di Provinsi Sumut. Gus Irawan mengharapkan program kerja sama tersebut dapat membuat petani terbebas dari rentenir dan meningkatkan produktivitas pertanian menjadi lebih baik.
“Kita tahu banyak sekali petani tejerat ijon atau rentenir yang bentuknya macam-macam, dengan program ini di satu sisi mereka (petani) terbebas dari rentenir, di sisi lain mereka juga akan mendapat pendampingan dari HKTI dan Pemuda Tani Indonesia mengenai cara tanam dan sebagainya, sehingga lebih baik lagi,” kata Gus Irawan.
Adapun yang melakukan penandatanganan antara lain Ketua HKTI Sumut Gus Irawan, Ketua Pemuda Tani Indonesia Sumut Muhammad Fadly Abdina, Kepala Cabang Jasindo Medan Maringan Torang Hasiholan Siahaan, dan Direktur Utama PT Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan. Turut hadir Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori.(San/MX)
Hal itu disampaikannya saat penandatanganan kerja sama antara Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, Dewan Pengurus Daerah Pemuda Tani Indonesia Sumut dengan PT Bank Sumut dan Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) di Kantor Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Kamis (7/10). “Begitu suburnya (rentenir) di tempat kita, subur sekali,” kata Gubernur.
Gubernur menceritakan pengalamannya bertemu seorang petani yang tercekik rentenir. Padahal si petani baru melakukan panen raya. Meski mendapat hasil panen yang besar, ternyata pendapatan yang diterimanya sangat kecil. Bahkan petani yang dimaksud kehilangan tanah seluas empat rante dari enam rante yang dimilikinya.
Sehabis panen, dia tak dapat apa apa dari panennya, bahkan dia cerita tanahnya dulu enam rante, sekarang tinggal dua rante, empat rante sudah diambil rentenir,” ungkap Gubernur.
Karena itu, Gubernur meminta PT Bank Sumut berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Pembiayaan sektor pertanian harus diperkuat dan menjadi prioritas oleh Bank Sumut. Sebab, memberantas rentenir menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Negara tidak akan maju apabila masih terdapat rentenir. Untuk itu, Bank Sumut harus prioritaskan, yang penting tidak menyalahi aturan,” kata Edy Rahmayadi.
Senada dengan Gubernur, Ketua HKTI Sumut Gus Irawan Pasaribu meminta Bank Sumut untuk terjun ke wilayah pelosok Sumut. Menurutnya petani di pelosok daerah sulit mendapat pembiayaan pertanian karena berbagai hal, termasuk letak wilayah yang terpencil.
Penandatanganan kerja sama antara HKTI Sumut, Pemuda Tani Indonesia Sumut dengan PT Bank Sumut dan Jasindo adalah tentang pembiayaan sektor pertanian di Provinsi Sumut. Gus Irawan mengharapkan program kerja sama tersebut dapat membuat petani terbebas dari rentenir dan meningkatkan produktivitas pertanian menjadi lebih baik.
“Kita tahu banyak sekali petani tejerat ijon atau rentenir yang bentuknya macam-macam, dengan program ini di satu sisi mereka (petani) terbebas dari rentenir, di sisi lain mereka juga akan mendapat pendampingan dari HKTI dan Pemuda Tani Indonesia mengenai cara tanam dan sebagainya, sehingga lebih baik lagi,” kata Gus Irawan.
Adapun yang melakukan penandatanganan antara lain Ketua HKTI Sumut Gus Irawan, Ketua Pemuda Tani Indonesia Sumut Muhammad Fadly Abdina, Kepala Cabang Jasindo Medan Maringan Torang Hasiholan Siahaan, dan Direktur Utama PT Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan. Turut hadir Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori.(San/MX)