Baca Juga | Kesal Ditagih Hutang, Seorang warga Bilal Jadi Korban Letupan Airsoft Gun Siregar
Wawancara singkat dengan Loina, Selain mengurus suami dan dua orang anaknya Loina, kesehariannya menggeluti usaha Kriya di masa pandemi ini.
Berawal usaha ditengah pandemi yang sempat jadi fenomena bunga-bunga hutan yang banyak diminati di Tanah Karo.
Saat itu saya terpikir sepertinya bisnis ini cukup menjanjikan. Maka pada (17/7/2020) saya membuat beberapa bunga kokedama untuk dipasarkan secara luas dan alhasil karena bentuknya berbeda dari kebanyakan, banyak yang suka. Pada Desember 2020 trend bunga mulai meredup di kalangan masyarakat Karo," ujarnya
Wawancara singkat dengan Loina, Selain mengurus suami dan dua orang anaknya Loina, kesehariannya menggeluti usaha Kriya di masa pandemi ini.
Berawal usaha ditengah pandemi yang sempat jadi fenomena bunga-bunga hutan yang banyak diminati di Tanah Karo.
Saat itu saya terpikir sepertinya bisnis ini cukup menjanjikan. Maka pada (17/7/2020) saya membuat beberapa bunga kokedama untuk dipasarkan secara luas dan alhasil karena bentuknya berbeda dari kebanyakan, banyak yang suka. Pada Desember 2020 trend bunga mulai meredup di kalangan masyarakat Karo," ujarnya
Sehingga saya membuat pot kokedama dan turus sebagai pilihan. Saya tak menyangka permintaan terus ada sehingga saya menambah beberapa produk lagi melihat peluang ini cukup menjanjikan sebagai usaha seorang ibu rumah. Pada bulan Maret 2021 saya sudah mendaftar sebagai salah satu penggiat UKM ( Usaha Kecil Menengah )," tandasnya
Kebetulan waktu itu masih di bulan Maret 2021 diadakan pameran UMKM di Taman Hutan Raya Berastagi, jadi saya mengikutinya dengan tim yang kami namai Karo Kolaborasi, sehingga saya memutuskan membuat merek untuk produk saya yaitu "Rumah Nande" dengan desain rumah adat dan ibu yang menenun.
Lambang tersebut dibuat bermaksud karena ingin mengembalikan budaya dahulu disaat ibu - ibu bekerja diladang dan pulang kerumah, malamnya mereka mbayu atau menenun. Jadi beberapa yang bekerja mereka mengerjakan pekerjaannya, malamnya mereka bisa membuat produk - produk yang sudah ditentukan.
Saya berharap kedepannya Rumah Nande menjadi tempat yang selalu dirindukan bagi para ibu ibu dan warga Karo khususnya. Dan di kesempatan ini saya ingin sampaikan agar pemerintah selalu mendukung produk lokal dari Tanah Karo, terhusus untuk produk Rumah Nande supaya dipakai sebagai dekorasi dikantor atau di instansi untuk meningkatkan produksi dan mendukung hasil karya dari daerah sendiri kata Loina," harap Leoni
Omset Rumah Nande hingga saat inibrata rata 6juta Rupiah perbulannya.
Penjualan produk saya lakukan secara online dan offline, serta titip jual di beberapa tempat yang ramai di kunjungi serta daerah wisata seperti madu efi katanya,"ucapnya
Produk dibandrol mulai dari harga Rp 15.000 - Rp 200.000, untuk harga kita bersaing dengan harga produk luar. Dan setiap produk dijual ada yang untuk sovenir ada yang homedecor seperti Pot bunga, turus, coverpot, vas kaca tali goni, parfum kopi, hiasan dashboard mobil," ungkapnya.
Lanjutnya lagi, sudah banyak pengalaman saya di perjalanan selama menggeluti usaha Kriya ini selain nilai materi, saya juga sudah beberapa kali mengikuti pelatihan dari Dinas Koperasi dan Kominfo Sumut dalam peningkatan kwalitas produk serta promosi produk melalui digital marketing.
NIB sudah keluar dan HKI sedang dlm proses pengurusan tutup Loina semangat kepada redaksi MXC (PMG/MX)
Kebetulan waktu itu masih di bulan Maret 2021 diadakan pameran UMKM di Taman Hutan Raya Berastagi, jadi saya mengikutinya dengan tim yang kami namai Karo Kolaborasi, sehingga saya memutuskan membuat merek untuk produk saya yaitu "Rumah Nande" dengan desain rumah adat dan ibu yang menenun.
Lambang tersebut dibuat bermaksud karena ingin mengembalikan budaya dahulu disaat ibu - ibu bekerja diladang dan pulang kerumah, malamnya mereka mbayu atau menenun. Jadi beberapa yang bekerja mereka mengerjakan pekerjaannya, malamnya mereka bisa membuat produk - produk yang sudah ditentukan.
Saya berharap kedepannya Rumah Nande menjadi tempat yang selalu dirindukan bagi para ibu ibu dan warga Karo khususnya. Dan di kesempatan ini saya ingin sampaikan agar pemerintah selalu mendukung produk lokal dari Tanah Karo, terhusus untuk produk Rumah Nande supaya dipakai sebagai dekorasi dikantor atau di instansi untuk meningkatkan produksi dan mendukung hasil karya dari daerah sendiri kata Loina," harap Leoni
Omset Rumah Nande hingga saat inibrata rata 6juta Rupiah perbulannya.
Penjualan produk saya lakukan secara online dan offline, serta titip jual di beberapa tempat yang ramai di kunjungi serta daerah wisata seperti madu efi katanya,"ucapnya
Produk dibandrol mulai dari harga Rp 15.000 - Rp 200.000, untuk harga kita bersaing dengan harga produk luar. Dan setiap produk dijual ada yang untuk sovenir ada yang homedecor seperti Pot bunga, turus, coverpot, vas kaca tali goni, parfum kopi, hiasan dashboard mobil," ungkapnya.
Lanjutnya lagi, sudah banyak pengalaman saya di perjalanan selama menggeluti usaha Kriya ini selain nilai materi, saya juga sudah beberapa kali mengikuti pelatihan dari Dinas Koperasi dan Kominfo Sumut dalam peningkatan kwalitas produk serta promosi produk melalui digital marketing.
NIB sudah keluar dan HKI sedang dlm proses pengurusan tutup Loina semangat kepada redaksi MXC (PMG/MX)