MetroXpose.com Medan - Rumah Sakit Jiwa Prof IIdrem melakukan vaksinasi terhadap 50 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Selasa (29/6/2021).
Gelaran Vaksin rampung diliput oleh wartawan,
Saat hendak pulang, datang seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di RSJ Prof IIdrem menghanpiri para wartawan mempertanyakan prihal izin meliput,
Berikut kutipan percakapan mereka, "
"Orang abang dari mana kok main masuk-masuk aja enggak ada izin," ucap si pegawai.
"Kami dari media," jawab seorang wartawan.
"Ya lapor dulu lah sama kami," bilang PNS RSJ Prof IIdrem.
"Tapi kamu sudah ketemu sama Dirut RSJ Prof IIdrem," Balas wartawan
Tapi Oknum pegawai RSJ Prof IIdrem tetap bersikeras meminta para wartawan untuk masuk dan menjumpai atasannya.
"Ayo kantor kita yok," kata si pegawai sambil melambaikan tangan mengajak masuk wartawan.
"Enggak usah," jawab wartawan.
"Biar aku pertanggungjawaban kalian ke dalam," katanya.
"Pertanggungjawabkan cemana bang. Kami disini di undang sama ibu langsung. Ya sudah ayok kita ke kantor," katanya lagi sambil menarik tangan wartawan.
Seorang wartawan lain pun, sempat menyarankan agar si pegawai tidak bertindak arogan dengan menarik tangan wartawan secara paksa.
"Jangan kayak gitu lah pak," ujarnya.
"Maksudmu apa. Kau kan datang kesini," ujarnya.
"Atau abang saja jumpai ibu," sanggah wartawan.
Si PNS lalu terlihat marah dengan jawaban itu dan berusaha menarik handphone wartawan yang sedang merekam dirinya.
"Enggak usah lah kau liput-liput," katanya sembari berusaha menarik handphone.
"Sudah lah pak, kami sudah izin mau liputan kesini," ujar wartawan lainnya.
Seorang wartawan lain pun berujar, "kenapa urusan kecil jadi besar gini pak".
"Kenapa kalian takut saya bawa ke dalam," tantangnya.
"Apa urusannya kami ke dalam. Kami enggak ada urusan sama abang," jawab si wartawan yang mau didekati si pegawai RSJ Prof IIdrem itu.
"Jangan kayak gitu dong pak," jawab wartawan lain mengadang si pegawai.
"Kau sor rupanya sama aku," tantangnya.
"Bukan, masalah bapak ini hal kecil dan jadi besar ini," sebut wartawan lainnya.
"Mau kau besar, besarlah, ayoklah. Ini nama aku ini, biar kau tahu ini," katanya sembari menunjukkan bet namanya bertuliskan WAHYU A. KABAN.
Melihat situasi yang sudah tidak kondusif, seorang pegawai wanita RSJ Prof IIdrem keluar dan coba berdialog dengan si pegawai yang terlihat marah-marah tersebut.
"Sudah diizinkan pak sama ibu," kata si pegawai wanita sembari menepuk pundak si pegawai pria yang marah-marah.
"Yasudah terserah ibu lah," katanya sembari pergi masuk ke dalam kantor dengan wajah kesal.
"Arogan kali dia buk," teriak seorang wartawan.
PNS yang sudah melangkah mau pergi ke dalan itupun kembali memutar arah dan menantang para wartawan.
"Ada kau rupanya isi buku tamu," tantangnya.
Seorang Satpam yang berada disebelah pria pegawai RSJ Prof IIdrem bukannya menenangkan suasana yang panas.
Ia malah ikutan memanasi suasana dan mengajak wartawan untuk adu jotos.
"Enggak usah kau ngomong gitu, arogan-arogan. Ini bukan rumahmu," tantangnya.
Seorang wartawan lain pun bicara.
"Kami kalau enggak diundang enggak kemari," katanya.
Bahkan si Satpam yang berpakaian Sekuriti mirip seragam polisi malah berlagak seperti petarung nantangin wartawan
"Ayok lepas baju dinas kita yok. Buka baju dinasmu," kata si Satpam sembari melangkah membuka baju mengajak berantam.
Si Satpam sok jago pun terus berjalan sembari membuka baju dinasnya yang berwarna cokelat.
Seorang Satpam berpakaian birul lainnya lalu datang dan berusaha untuk melerai.
"Kami mau pulangnya ini, tiba-tiba di stop. Kok diskriminasi gitu dia," ujar wartawan.
"Ya sudah saya minta maaf ya bang, silahkan ya bang," kata si Satpam lainnya mempersilahkan wartawan pergi meninggalkan lokasi RSJ Prof IIdrem. (San/MX)