MetroXpose.com Pematangsiantar - Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Lintas Sumatera (Jalisum) yang ada di Jalan SM Raja, Kecamatan Sitalasari, Kota Pematangsiantar, persis di depan kampus Universitas Simalungun (USI), Sabtu (5/6/2021).
Baca Juga | Rakernis 34 Humas Polda dalam Penguatan Sistem KomUnikasi Publik dan Kemitraan Eksternal
Unjuk rasa kali ini Mahasiswa mengatasnamakan Gerakan Rakyat Melawan (Gerilyawan).
Bertepatan dengan Unjuk rasa yang dilakulan Mahasiswa di jalan sisingamangaraja melintas truk pengangkut batangan kayu yang akan dibawa ke TPL sontak melengkapi aksi unjuk rasa mahasiswa dengan menyandra Mobil berplat BB.8771 BU Sehingga memacetkan arus lalulintas jalinsum siantar.
Unjuk rasa kali ini Mahasiswa mengatasnamakan Gerakan Rakyat Melawan (Gerilyawan).
Mahasiswa menyuarakan agar pemerintah segera menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang ada di Desa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba.
Diduga sebagai perusahaan yang menghasilkan bubur kertas tersebut dinilai sebagai perusak lingkungan di kawasan Danau Toba.
Sejak berdiri tahun 80an TPL yang sebelimnya bernama Indorayon kerap dituding sebagai Perusak lingkungan dan pencemaran Udara akibat limbah berbau menyengat dan masyarakat sering dihadapkan dengan Pertentangan kepemilikan tanah Ulayat adat masyarakat yang didengungkan selama ini.
Bertepatan dengan Unjuk rasa yang dilakulan Mahasiswa di jalan sisingamangaraja melintas truk pengangkut batangan kayu yang akan dibawa ke TPL sontak melengkapi aksi unjuk rasa mahasiswa dengan menyandra Mobil berplat BB.8771 BU Sehingga memacetkan arus lalulintas jalinsum siantar.
Pengamatan dilapangan Petugas dari Polres Pematang Siantar sudah mengamankan situasi unjuk rasa dan mengawal Truk agar tidak diamuk Mahasiswa yang sudah emosi sesaat berorasi.
Dofasep Hutahean selaku koordinasi aksi dalam orasinya mengatakan, bahwa PT TPL banyak merusak tatanan kehidupan masyarakat khususnya Batak Toba.
"Setelah hampir 30 tahun berdiri, PT TPL telah banyak merusak alam penebangan hutan yang masif, berakibat kurangnya keseimbangan alam dan rentan terjadi bencana alam," tegasnya
Disamping dampak alam dan limbah, PT TPL mengakibatkan dampak negatif terhadap sosial masyarakat yang berdekatan dengan lahan konsesi, dimana muncul tindakan kriminalisasi dan intimidasi kepada masyarakat adat.
Disamping dampak alam dan limbah, PT TPL mengakibatkan dampak negatif terhadap sosial masyarakat yang berdekatan dengan lahan konsesi, dimana muncul tindakan kriminalisasi dan intimidasi kepada masyarakat adat.
"Seperti yang terjadi di Desa Natumingka, yang mengakibatkan 12 orang korban luka-luka," pungkasnya (San/MX)