Riset Peneliti ITB Tsunami 20 Meter, BMKG Angkat Bicara - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com

Saturday, September 26, 2020

Riset Peneliti ITB Tsunami 20 Meter, BMKG Angkat Bicara

Riset Peneliti ITB Tsunami 20 M,  BMKG Angkat Bicara


MetroXpose.com, Bandung - Belakangan ini santer terdengar para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB)  mempublikasikan Riset terkait Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan  Pulau Jawa menjadi perbincangan Masyarakat karena dinilai membuat resah. 

Baca Juga | Petahana Wajib Pulangkan Fasilitas Negara Saat Resmi Maju di Pilkada 2020, Contoh Wabup Muratara

Riset tersebut di publis lewat Jurnal Nature Sceintific Report 17 September 2020 Lalu. 

Baca Juga | Pemalak Supir Truk Rebut Senjata Petigas Saat Hendak Diamankan

Respon BMKG RI dalam hal ini Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Daryono angkat bicara Dia Memgapresiasi kajian ilmiah yang dapat memprediksi potensi magnitude maksimum gempa megathrust,  namun menurutnya belum ada alat teknologi yang bisa memprediksi kapan dan dimana gempa akan terjadi dengan akurat.

Lanjut Daryono mengatakan yang paling penting kita sedini mungkin memahami Mitigasi dan upaya apa yang akan dilakukan jika suatu kejadian yang diprediksikan," Ujarnya

Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk memgantisipasi hal yang tidak di inginkan terjadi pada bencana, perlu disiapkan jalur evakuasi. Membangun rumah tahan gempa,  sisitem peringatan dini Tsunami.

Disisi Lain Megtathrust juga tidak hal yang baru, ratusan tahun lalu juga pernah dialami bumi, dan yang paling Penting sekarang ini meminimalisisr kekhawaturan masyarakat terhadap syndrome bencana dan memberi edukasi hal yang perlu dilakukan jika terjadi Gempa maupun Tsunami.  (San/MX)