MetroXpose.com, Jakarta - Mendes PDTT menyampaikan bahwa merujuk pada data maka bisa dilihat presentasinya yaitu Desa yang sudah Musdesus dan telah menetapkan calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 67.640 desa atau 90 persen. Ia menambahkan desa yang telah salurkan BLT sebanyak 55.042 desa atau setara 80 persen, sedang desa sudah Musdes tapi belum disalurkan ada 12.598 desa.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, hasil sidak itu ditemukan sejumlah fakta yaitu hasil sinkronisasi data tidak segera turun dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) atau Camat. Dana Desa baru masuk rekening kas desa (RKDes) disebabkan keterlambatan terbitnya Pergub soal alokasi dana desa.
“Surat Kuasa Bupati untuk pemindahbukuan dana di KPPN ke RKDes belum ada. Meski sekarang sudah ada PMK Nomor 50 tahun 2020 tidak butuh lagi Perbup untuk percepatan. Cukup laporkan kesiapan maka dikeluarkan dari KPPN,” kata Mendes PDTT.
Baca Juga | Tus ! Letupan Senjata Mengenai OTK Penyerang Polisi DI SPKT Polsek Duha Kalimantan Selatan
Baca Juga | Tus ! Letupan Senjata Mengenai OTK Penyerang Polisi DI SPKT Polsek Duha Kalimantan Selatan
“Total KPM BLT dana Desa yang sudah ter-cover sebanyak 5.806.900 yang terdiri atas 1.213.506 keluarga yang kehilangan mata pencaharian, 247.283 yang anggota keluarga yang menderita penyakit kronis dan menahun,” kata Mendes PDTT.
Dana Desa yang sudah tersalurkan Rp3.484.140.000. Tingkat kabupaten yang telah 100 persen penyaluran 153 kabupaten, yang capai 75 – 92 persen sebanyak 144 kabupaten, tingkat 50-74 persen 45 daerah, dan dibawah 50 persen ada 69 kabupaten kota.
Baca Juga | Narkoba Jenis Sabu Sebanyak 35 Kg, Modus Dikemas teh Cina
Baca Juga | Narkoba Jenis Sabu Sebanyak 35 Kg, Modus Dikemas teh Cina
Diakui, Mendes PDTT jika masih ada yang belum disalurkan yaitu sebanyak 23 daerah yang berada di Papua dan satu desa di NTT karena memang meminta penundaan.
Ia juga menjelaskan, total KPM yang bakal terima BLT ini diprediksi mencapai 8 juta dari target simulasi yang yang mencapai 12 juta KPM. Angka prediksi ini mengacu pada simulasi saat penyaluran telah mencapai 70 persen.
“Angka sudah yang menggembirakan berarti penyaluran Jaring Pengaman sosial di daerah-daerah cukup efektif dan tidak banyak tumpang tindih,” pungkas Mendes PDTT.(Uli)