Pemerintah Sebut Damai Dengan Covid-19, Artinya Apa Obatnya Tidak Ada? - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com

Saturday, May 16, 2020

Pemerintah Sebut Damai Dengan Covid-19, Artinya Apa Obatnya Tidak Ada?

Pemerintah Sebut Damai Dengan Covid-19


MetroXpose.com,Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memulai hidup baru dengan mengubah perilaku dan menyesuaikan diri di tengah pandemi COVID-19. Hal tersebut perlu dilakukan karena hanya itu satu-satunya cara untuk berdamai dengan virus corona jenis baru.




"Bukan menyerah. Berdamai bukan menyerah. Tetapi kita harus beradaptasi untuk merubah pola hidup kita, dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, yang benar, yang berdisiplin. Ini yang kita sebut sebagai pola kehidupan yang baru,” ujar Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (16/5).


Baca Juga : Breaking News ! ODP COvid-19 Dijemput Paksa, Alasan Gugus Covid Kantongi Surat Keterangan dari Dokter


Yuri menyadari dalam beberapa waktu terakhir ini banyak masyarakat yang terpaksa harus tidak bisa bekerja akibat dampak COVID-19. Banyak masyarakat yang harus kehilangan pekerjaan sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan yang kompleks, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, hingga pertahanan dan keamanan.

Baca Juga : Ketua Genk Motor Medan Ezto Sinurat Ditangkap, 10 Anggotanya DPO



Oleh karena itu, melalui cara berpikir yang baru, bersikap yang baru dan lebih produktif, maka masyarakat dapat menghindari permasalahan yang muncul akibat dari dampak COVID-19 tersebut.



“Ini harus kita laksanakan dan harus kemudian segera diimplementasikan, dihadapkan pada beberapa dampak COVID-19 ini di dalam kehidupan masyarakat kita. Oleh karena itu, sekarang harus kita mulai berubah dengan cara berpikir yang baru, dengan bersikap yang baru, yaitu kita harus produktif dan aman dari COVID. Produktif dan aman dari COVID,” jelas Yuri.

"Ini bisa kita capai manakala, kemudian kita memahami betul protokol kesehatan yang sudah ditentukan dan memegang teguh pelaksanaan protokol ini, konsisten, tidak terputus tanpa terkecuali,” imbuhnya.

Menurutnya, cara-cara menerapkan kehidupan yang baru adalah tetap melakukan sebagaimana kehidupan normal, yang kemudian diimbangi dengan upaya selalu membiasakan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menggunakan masker, menghindari kerumunan, dan tidak keluar rumah.

“Inilah cara hidup kita yang baru. Cara hidup kita yang selalu membiasakan untuk menjaga kebersihan diri. Selalu membiasakan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menggunakan masker, menghindari kerumunan, dan kemudian kalau tidak perlu tidak keluar dari rumah,” jelas Yuri.

Kemudian, Yuri juga mengharapkan agar masyarakat dapat mematuhi ajuran pemerintah lainnya yang termasuk sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran nomor 4 tahun 2020 Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dalam kerangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Yang kemudian menjadi dasar, bahwa produktif dan aman terhadap COVID, kemudian menjadi dasar bagi diterbitkannya Surat Edaran nomor 4 tentang beberapa pengecualian dalam moda transportasi, kemudian terkait dengan beberapa pernyataan dari Kepala Gugus Tugas, bahwa untuk yang usia 45 tahun diizinkan untuk kembali produksi, tetapi di dalam kerangka PSBB. Di dalam kerangka PSBB, di dalam kerangka hidup baru,” terang Yuri.


Yuri juga mengatakan bahwa apabila masyarakat tidak berdaptasi dengan pola hidup baru dan sistem seperti yang telah diatur oleh pemerintah, maka hal itu akan menjadi buruk, terlebih virus SARS-CoV-2 ini belum benar-benar bisa dihilangkan dari muka bumi.

"Hanya satu yang bisa kita lakukan untuk tetap bertahan, beradaptasi dengan pola hidup yang baru. Pola hidup dengan memegang teguh dan menjalankan secara disiplin semua protokol kesehatan, yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Ini cara hidup yang baru, dan ini pilihan kita, kalau kita ingin selamat, kita ingin survive dari kondisi yang melanda muka bumi saat ini,” pungkas Yuri.(Ayu)