MetroXpose.com, Jakarta - Rapat Terbatas dipimpin oleh Bapak Presiden Jokowi. Adapun beberapa hal yang menjadi penekanan beliau saat rapat yang baru saja berlalu, Presiden meminta agar Gugus Tugas bisa tetap menjaga kesehatan masyarakat yang masih dalam keadaan sehat.
Kemudian Presiden juga meminta agar mereka yang kurang sehat dirawat untuk sehat, baik melalui isolasi mandiri maupun tempat-tempat perawatan yang disiapkan. Kemudian juga beliau menekankan bagi warga yang telah sakit, agar diobati untuk sembuh. Semua upaya ini berdasarkan metode kolaborasi pentahelix berbasis komunitas. Kemudian selanjutnya penekanan-penekanan beliau sebagai berikut: Untuk tetap memperhatikan strategi dan kebijakan pemerintah pusat, yaitu social distancing yang meliputi jaga jarak, hindari kerumunan, di rumah saja dengan belajar, bekerja dan juga beribadah.
Dan semua ini harus didukung dengan kesadaran yang tinggi, terutama menyangkut masalah disiplin. Karena apa? Karena dari kejadian yang terdapat di sejumlah negara, tidak semua negara siap menghadapi bencana non alam yaitu wabah pandemi COVID-19. Dengan demikian diperlukan kerja sama, dibutuhkan gotong royong, dibutuhkan kesadaran untuk saling membantu. Kemudian yang kedua, penekanan Bapak Presiden adalah memastikan barang-barang yang dibutuhkan dan peralatan yang diperlukan untuk medis segera didatangkan dan juga disiapkan, baik dari luar negeri maupun dari lokal.
Seperti antara lain rapid test, alat pelindung diri, reagen, ventilator, dan juga masker, serta hand sanitizer, juga cairan disinfektan. Kemudian beliau juga menekankan tentang pentingnya protokol kesehatan yang dibuat dan disusun dengan kemudahan yang bisa dipahami oleh masyarakat, serta wajib dipatuhi khususnya tentang karantina mandiri. Kemudian selanjutnya, pelayanan kesehatan untuk dioptimalkan.
Disiapkan semaksimal mungkin apabila perkembangan semakin kurang bagus. Seperti contohnya memperbanyak rumah sakit pemerintah yang sekarang ini ada, termasuk meningkatkan kualitas pelayanan termasuk juga rumah sakit TNI dan Polri yang telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan dan juga rumah sakit BUMN. Saat ini sudah ada 3 rumah sakit swasta yang mendapatkan izin. Termasuk menyusul 2 rumah sakit yang akan datang. Kemudian Bapak Presiden telah memberikan tugas kepada Menteri BUMN dan juga Menteri PUPR untuk menyiapkan Wisma Atlet Kemayoran.
Tanggal 23 atau hari Senin yang akan datang Wisma Atlet ini diharapkan bisa menampung sekitar 1.000 sampai dengan 2.000 orang pasien. Kemudian organisasi yang nantinya akan menangani pasien di Wisma Atlet adalah Kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan). Kenapa pilihannya pada Kogabwilhan, karena Kogabwilhan sudah teruji ketika menangani WNI kita yang dari Wuhan termasuk dari (Kapal Pesiar) World Dream dan juga (Kapal Pesiar) Diamond Princess.
Tetapi Kogabwilhan tidak berdiri sendiri, akan didukung oleh sejumlah pihak khususnya dari Kementerian Kesehatan. Demikian juga sejumlah tokoh-tokoh nasional dan pengusaha telah menyanggupi untuk menyiapkan fasilitas hotel mereka yang manakala fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah terbatas, baik di Jakarta dan juga di sejumlah daerah lainnya. Kemudian juga Bapak Presiden meminta meningkatkan kemampuan atau mobilisasi para dokter yang mungkin nanti bisa dihimpun menjadi relawan.
Termasuk juga tenaga medis, petugas ambulans dan juga mahasiswa kedokteran semester terakhir. Kemudian Bapak Presiden memerintahkan agar memberikan perlindungan maksimal kepada para dokter, kepada para tenaga medis, dan juga karyawan rumah sakit, serta seluruh unsur yang terlibat langsung sebagai ujung tombak dalam penanganan COVID-19 ini. Termasuk juga penyiapan alat medis bagi mereka, makanan dan vitamin, serta istirahat yang cukup. Dan ini juga tentunya perlu mendapatkan bantuan dan dukungan dari segenap komponen masyarakat yang manakala bersedia untuk memberikan bantuan dan perhatiannya kepada relawan medis ini.
Presiden juga menekankan tentang pentingnya kemandirian daerah. Daerah diharapkan bisa fokus untuk edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. Kemudian Bapak Presiden juga meminta agar mengefektivitaskan kelurahan dan desa sampai dengan tingkat RT dan RW, mengingat perangkat tersebut memiliki PKK dan Karang Taruna serta relawan-relawan yang ada di daerah. Kemudian selanjutnya masukkan dari Bapak Menko Polhukam tentang pentingnya penegakan hukum bagi mereka yang tidak mengindahkan atau melanggar aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Beliau menyebutkan tentang kewajiban kita “Salus Populi Suprema Lex Esto” yang artinya keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi. Kemudian Ibu Menteri Luar Negeri juga menyampaikan tentang rencana bantuan dari sejumlah pihak, termasuk juga dari Menteri Keuangan baik itu dari World Bank, Asian Development Bank, maupun dari negara-negara sahabat. Kemudian Bapak Presiden juga menegaskan untuk tidak boleh ada larangan atau pembatasan pembelanjaan barang, terutama barang-barang kebutuhan sehari-hari karena persediaan nasional masih cukup.
Kemudian anggaran Daerah dan Pusat diprioritaskan untuk penanganan COVID-19 ini, terutama khususnya untuk social safety net dan dunia usaha agar tidak terjadi PHK. Kemudian juga rencana untuk menerbitkan Peraturan Presiden terkait dengan BPJS dan juga menugaskan Gugus Tugas agar melakukan koordinasi dengan semua pihak termasuk tokoh-tokoh, baik dari tokoh agama, budayawan, tokoh pers, dan semuanya.
Kemudian juga upaya-upaya mitigasi yang berhubungan dengan pembersihan tempat-tempat tertentu, terutama tempat-tempat umum di mana diperlukan penyemprotan di beberapa daerah. Kemudian juga dalam hal ini kita semua harus bisa menyadari bahwa saat ini bukan hanya di Indonesia tetapi semua negara menghadapi ancaman yang sama. Ibu Menlu mengatakan hampir semua negara sekarang telah tertular virus Korona. Dengan demikian kita semua harus bisa bersatu padu, mari kita tingkatkan kesadaran bela negara untuk bisa bergotong-royong. Kita tingkatkan disiplin dan kesadaran kolektif, agar kita semua bisa terhindar dari ancaman COVID-19 ini. Jadi demikian yang bisa saya sampaikan. tutupnya. (Dwi)