MetroXpose.com, Jakarta - Para millenial yang diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Staf Khusus Presiden, di Verranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11) sore, angkat suara atau penunjukan mereka.
“Tentunya ya kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi karena rasanya tidak terbayangkan di pemerintahan sebelumnya atau bahkan di negara-negara lain anak-anak muda seperti kita masuk ke ring 1-nya Istana,” kata Adamas Belva Syah Devara (29 tahun), pendiri dan juga CEO Ruang Guru.
Belva menilai penunjukan dirinya dan rekan-rekannya dari kalangan millenial sebagai Staf Khusus Presiden merupakan suatu komitmen besar dari Presiden, bahwa bahwa anak-anak muda ini, anak-anak milenial ini ini juga harus ikut serta dalam kebijakan publik.
“Tentunya banyak sekali sektor strategis yang akan kami garap, mungkin kalau saya sendiri ada pendidikan, kepemudaan, kewirausahaan dan yang lain-lain, mungkin Putri di sini ada kreatif, terus Angkie ada disabilitas, Billy daerah tertinggal dan 3T, Mas Amin mungkin ke santri dan lain-lain, lalu Ayu Dwi ada diversity dan peace tolerance, toleransi dan Taufan mungkin di fintech,” sambung Belva. Belva menegaskan penunjukkan kalangan milleninial sebagai SKP tentunya ini adalah amanah yang besar, kepercayaan yang besar dan mereka akan bekerja sekuat kami untuk bisa deliver, untuk bisa memenuhi ekspektasi Presiden dan untuk kemajuan Indonesia. Adapun Gracia Billy Mambrasar (31 tahun), putra tanah Papua lulusan NU Australia mengatakan, para millenial yang ditunjuk menjadi Staf Khusus Presiden itu juga sudah berkomitmen untuk membantu Presiden dan pemerintah untuk tidak bekerja dalam business as usual.
“Kita mencoba untuk menimbulkan sense yang berbeda dan kekinian dan teknologi yang berbeda untuk membuat sistem pemerintahan ini lebih efektif dan efisien ke depannya dengan cara,” terang Billy seraya menambahkan, dirinya sendiri sudah berkarya cukup lama, saya sendiri sudah 9 tahun berfokus di daerah-daerah di Indonesia timur untuk melatih anak-anak muda di daerah terluar untuk menjadi entrepreneur. “Saya akan membawa pengalaman saya itu untuk membantu presiden dalam pemerintah Indonesia untuk menjangkau daerah-daerah terluar secara digital, secara teknologi, dan mengurangi digital divide. Jadi itu suasana berbeda yang akan kami bawa,” sambung Billy. Tentu saja, lanjut Billy, termasuk kampung halaman sendiri.
“Jadi saya berkomitmen kepada Pak Presiden bahwa mari kita membangun Indonesia dari Papua. Jadi selama ini kan membangun Papua dari Indonesia, ini kita balik membangun Indonesia dari Papua itu narasi yang akan kita usung ke depannya,” ujar Billy. Sementara Putri Indahsari Tanjung mengaku bersyukur banget dan berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah mempercayainya untuk bisa menjadi Staf Khusus diumur yang 23 tahun ini. “Jadi memang saya dari umur 15 tahun sudah berkarya sendiri. Mencoba untuk independen. Sebenarnya awalnya juga dari pressure karena semua orang pasti nyambung-nyambungin saya sama bapak saya. Akhirnya saya mau mencoba saya bisa apa sih sebenarnya. Akhirnya saya diumur 15 tahun mendirikan creativepreneur,” terang Putri seraya menambahkan, creativepreneur itu adalah sebuah event organizer dan agency yang khusus menyebarkan virus entrepreneurship ke seluruh Indonesia.
“Dikemasnya anak muda karena sekarang anak muda pasarnya ada kemasannya. Kita pingin banget bisa karena saya percaya bahwa Indonesia butuh lebih banyak lagi anak-anak muda yang kreatif yang punya entrepreneurship mindset, karena dengan lebih banyak lagi pengusaha muda pasti masalah-masalah Indonesia lebih banyak solusinya,” kata Putri. Putri menjelaskan, dirinya juga Chief Business Officer Kreavi, yang merupakan platform kreatif yang ada 55.000 crative creators.
Ia bersyukur sudah membantu juga UMKM untuk juga repackage produk mereka, mengajarkan tentang branding dan kreatif. “Saya selalu percaya bahwa potensi ekonomi kreatif di Indonesia itu sangat luar biasa. Apalagi di era digital ini itulah dibutuhkan anak-anak mudalah, ini di perannya anak-anak muda. Jadi terima kasih sekali lagi Pak Jokowi atas kesempatannya, dan semoga kami semua bisa menyuarakan aspirasi anak-anak muda Indonesia ke Istana,” pungkas Putri. Adapun Ayu Kartika Dewi (36 tahun) yang merupakan pendiri dan mentor lembaga SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali) mengatakan, penting banget untuk anak-anak muda menjadi penopangnya Indonesia. “Jadi kalau saya pribadi dan teman-teman percaya sekali bahwa kita penting untuk punya 21st century skills, jadi ada 4C mulai dari critical thinking, creativity, communication, sama collaboration,” kata Ayu Kartika Dewi. Ayu percaya bahwa orang-orang bisa berpikir kritis itu Indonesia itu harusnya akan lebih maju, dan karena satu peduli banget sama perdamaian. “Kalau orang bisa berpikir kritis, bisa berkolaborasi itu harusnya Indonesia bisa lebih damai. Jadi kalau kita ngomongin toleransi itu enggak jauh-jauh dari kemampuan orang berpikir kritis,” tutur Ayu.
Adapun Angkie Yudistia (32 tahun), anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalu Thisable Enterprise mengemukakan, dirinya diberikan kesempatan terbaik oleh Presiden untuk menyuarakan 21 juta disabilitas diseluruh Indonesia. “Turut bangga saya berdiri di sini mewakili sebagai Thisable Enterprise yang saya bangun 8 tahun, di mana sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tetapi kita dianggap setara, membentuk lingkungan inklusi dengan melalui Staf Khusus Presiden,” kata Angkie.
Angkie berharap mudah-mudahan bisa bekerja lebih baik. dan dibantu dengan teman-teman yang hebat di sini dan bantuan teman-teman wartawan dan masyarakat Indonesia menjadikan Indonesia lebih ramah disabilitas.(Dwi)