MetroXpose.com, Medan - Sebanyak 20 finalis Putri Indonesia Sumatera Utara 2020 mendapat pengarahan dari Gubernur Edy Rahmayadi, Senin (25/11), di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman 41, Medan. Mereka diharapkan dapat membesarkan dan mengharumkan nama Sumut di pentas nasional.
“Besarkan nama Sumatera Utara, kenalkan Sumatera Utara di pentas nasional sehingga besar nama provinsi kita ini,” kata Gubernur dalam sambutannya.
Dari 20 finalis tersebut, nantinya akan dipilih satu orang untuk mewakili Sumut di ajang Putri Indonesia tingkat nasonal. Kepada para finalis yang tidak terpilih, diharapkan tetap berpikir positif dan tidak berkecil hati.
Semuanya harus bersyukur dan terus berkarya sesuai dengan kemampuannya. “Jadi sebenarnya yang 20 ini sudah menang semua, tapi memang harus ada 1 yang mewakili Sumatera Utara di nasional, jangan berkecil hati yang kalah, teruslah berbuat untuk Sumatera Utara ini,” pesan Edy Rahmayadi.
Selain itu, Edy juga berpesan agar semuanya selalu berdoa dan terus berusaha semaksimal mungkin. “Berdoa dan berusahalah kalian, semoga Tuhan selalu melindungi kalian, baik-baiklah, sehingga berhasil meraih cita-cita,” ujarnya.
Senada dengan Gubernur, Ketua Dewan Pembina Puteri Indonesia Sumatera Utara Nawal Edy Rahmayadi mengatakan Sumut memiliki kebudayaan dan sumber daya alam yang beragam. Untuk itu, keberagaman tersebut haruslah ditunjukkan di pentas nasional oleh Puteri Indonesia Sumut yang terpilih nanti.
“Bawalah nama Sumut dengan baik, melalui budayanya yang sangat beragam, dengan etnis yang beragam pula, tapi bisa hidup dengan damai di Sumatera Utara ini,” kata Nawal, yang juga Ketua TP PKK Provinsi Sumut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumut Nurlela mengatakan kepada para finalis agar peka dengan isu kekerasan dan diskriminasi kepada perempuan. Di antaranya human trafficking, kekerasan rumah tangga, hingga diskriminasi perempuan di lingkungan manapun.
“Hal-hal seperti ini perlu diingat oleh para finalis, agar isu-isu seperti ini gemanya bisa lebih luas, sehingga masyarakat luas menyadari hal tersebut dan kejadian seperti itu bisa berkurang bahkan tidak ada lagi,” kata Nurlela.(San)