MetroXpose.com, Medan - Bekerja ke luar negeri merupakan tanggung jawab yang berat. Bukan hanya membawa nama pribadi, bekerja ke luar negeri juga berarti membawa nama keluarga, daerah asal, bahkan negara. Untuk itu, selain mempersiapkan keahlian, sikap dan kepribadian yang baik juga harus ditampilkan.
Hal ini diutarakan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah saat membuka Seleksi Pemagangan ke Jepang, di Aula Serbaguna Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Agro Nusantara, Jalan Willem Iskandar Medan, Senin (28/10). Dua sikap penting yang harus dijunjung, pesan Wagub adalah disiplin dan kejujuran.
“Kalian pasti sudah tahu negara Jepang itu sangat menghargai waktu dan sikap jujur. Kalau kalian baik, saya yakin mereka akan prioritaskan nanti dari Sumut. Jadi, adik-adik kalian yang kepingin juga punya kesempatan,” kata Wagub.
Ketika pulang nantinya dari Jepang, Wagub yakin para peserta akan berubah menjadi pribadi yang berbeda dan lebih baik. Hal tersebut harus menjadi motivasi. Tiga tahun menjalani masa kerja di Jepang, pasti terbayar saat pulang nanti sudah membawa penghasilan, memiliki ilmu dan keahlian, dan pribadi yang bermental kuat.
“Saat kalian mendaftar untuk mengikuti seleksi ini, saya yakin kalian adalah anak-anak muda yang sudah siap untuk menghadapi proses dan tantangan yang ada. Ikuti seleksi ini dengan baik, bersabar mengikuti tahap demi tahap. Serius menjalani karantina, training, dan lainnya,” pesan Wagub kepada ratusan peserta seleksi pemagangan.
Wagub pun berharap agar program ini terus berlanjut. Setiap tahunnya, diharapkan lebih banyak lagi peserta yang ikut. Kepada Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumut, diminta agar sosialisasi gencar dilakukan di seluruh kabupaten/kota.
“Tak hanya di Sumut, masalah ketenagakerjaan ini memang masih menjadi persoalan. Untuk itu, program seperti ini harus kita dukung. Khususnya untuk tenaga kerja terampil, jangan tenaga kerja kasar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala International Manpower Development Organization Japan Nijisima menyebut bahwa program pemagangan telah dimulai Jepang sejak tahun 1993. Negara yang paling banyak menjadi tenaga kerja adalah Cina dan negara-negara ASEAN. Saat ini ada sekitar 400.000 pekerja dari ASEAN, dari Indonesia berjumlah sekitar 20.000.
“Tapi saya bangga, dari Sumut tahun ini adalah jumlah terbanyak yang ikuti seleksi yakni lima ratusan peserta. Tahun sebelumnya, hanya sekitar 200 atau 300 peserta. Mudah-mudahan tahun-tahun berikutnya akan terus bertambah, dan kerja sama Jepang dengan Indonesia, khususnya Sumut semakin baik,” ujar Nijisima.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumut Harianto Butar-Butar menyebut bahwa total pendaftar yang mengikuti seleksi program pemagangan ke Jepang berjumlah sebanyak 530 orang terdiri dari 495 orang laki-laki dan perempuan 35 orang. Kebanyakan berasal dari SMK dengan keahlian, disusul SMA, dan nurse atau perawat.
Ada beberapa tahapan yang akan diikuti peserta mulai dari administrasi, kesamaptaan, matematika dasar, fisik, wawancara, kesehatan, bahasa, dan training. “Tidak ada kuota berapa yang bisa ikut, selama memenuhi standar, sebanyak-banyaknya bisa diterima dan diberangkatkan ke Jepang,” jelas
Poltak Silitonga selaku alumni pemagangan ke Jepang pada tahun 1996 memberikan testimoni dan semangat kepada para peserta. Dirinya yang saat ini sudah menjadi pengacara meyakinkan peserta bahwa banyak hasil yang akan dibawa pulang saat bisa bersabar menjalani tiga tahun bekerja di Jepang. “Ambil ilmu dan penghasilannya, pulang dan bahagiakan keluarga, terapkan ilmu di negara kita,” katanya memberi nasihat dan motivasi.(Lam)
Acara dibuka secara resmi oleh Wagub Musa Rajekshah dan di akhiri dengan foto bersama. Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut Kasubdit Perizinan Kementerian Ketenagakerjaan RI Edy Tugiono, perwakilan Dinas Tenaga Kerja kabupaten/kota se-Sumut, dan para peserta.