Enembe : Mahasiswa Exsodus diminta Untuk Hentikan Gangguan Keamanan - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com

Tuesday, September 24, 2019

Enembe : Mahasiswa Exsodus diminta Untuk Hentikan Gangguan Keamanan


MetroXpose.com, Papua - Gubernur Papua Lukas Enembe minta kepada mahasiswa asal bumi cenderawasih yang melakukan eksodus dari berbagai kota studi, segera menghentikan aksi menganggu keamanan maupun ketertiban daerah.

Baca Juga : Minim Fasilitas SMK II Gunungsitoli Butuh Perhatian Dinas Pendidikan Pemprovsu
Penegasan ini disampaikan Lukas, menyikapi aksi demo di Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura serta rusuh di Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9/2019), hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari aparat keamanan maupun rusaknya sejumlah bangunan pemerintah.
“Saya minta kepada mahasiswa eksodus hentikan semua kegiatan yang mengganggu stabilitas keamanan masyarakat di Papua”. 

Baca Juga : Tugas Walikota Batam Berambah -  Pegang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas batam
“Jangan datang ke sini mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat Papua dengan jargon-jargon tertentu. Itu tidak boleh,” terang ia.
Seorang prajurit TNI, Praka Zulkifli Al Karim, Anggota Raider Batalyon 751, dilaporkan meninggal dunia saat pendemo diantar pulang dari Kampus Uncen Jayapura menuju ke tempat masing-masing. Sementara empat petugas keamanan mengalami luka-luka.
Hal itu, diamini Lukas kendati pihaknya belum mendapat informasi secara akurat. “(Bahkan) dari masyarakat umum ada korban juga, tapi kami belum tahu berapa banyak yang terluka,” katanya

Baca Juga : Launching Aplikasi Smart SIMUpaya Meningkatkan Pelayanan Publik
Sementara sejumlah fasilitas umum di Kabupaten Jayawijaya, seperti kantor bupati, diduga dibakar pelajar SMA Negeri setempat.
“Para pelajar di Jayawijaya (saya harap) jangan terpengaruh dengan keinginan mahasiswa yang berdampak pada terganggunya studi maupun tempat belajar masing-masing. Intinya siswa jangan terpengaruh dengan mahasiswa yang eksodus”.
“Karena pasti aparat keamanan akan tindak tegas kalau saudara ganggu aktifitas pemerintah, termasuk pembakaran maupun pemblokiran ruas jalan. Untuk itu, saya minta jangan dengan cara-cara kekerasan menyampaikan pendapat,” harap Lukas.(Dwi)