80 Ribu Hektare Lahan Terbakar BNPB Kerahkan 50 Heli Waterboom - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com

Sunday, September 15, 2019

80 Ribu Hektare Lahan Terbakar BNPB Kerahkan 50 Heli Waterboom


MetroXpose.com, Jakarta - Pemerintah telah mengerahkan sebanyak 50 helikopter dari berbagai kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan swasta untuk melakukan water bombing guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Riau. “BNPB sendiri mengerahkan 42 helikopter untuk pemadaman karhutla,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam keterangan pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (14/9).


Namun Doni mengingatkan, memadamkan lahan gambut bukanlah hal yang mudah. Ia menunjuk contoh ada satu daerah di Sumatra Selatan yang selama satu bulan kebakaran hutan dan lahan terjadi tanpa henti, belum bisa dipadamkan hingga hari ini. “Pemadaman melalui water bombing maupun selang air bukan upaya yang efektif untuk memadamkan api. Hanya hujan yang bisa memadamkan api di sejumlah wilayah karhutla,” jelas Doni. Karena itu, lanjut Kepala BNPB, pihaknya bekerjasama dengan Badan Metereologi Klimatologi dna Geofisika  (BMKG) selalu bersiap sedia apabila ada kemunculan awan agar bisa segera dibuat hujan buatan. 

Riau Terbesar Dalam kesempatan itu Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan, bahwa wilayah karhutla paling besar terjadi di Provinsi Riau seluas lebih kurang 40 ribu hektare. 



Sementara jumlah keseluruhan lahan yang terbakar mencapai 80 ribu hektare. Luasnya lahan yang terbakar itu, menurut Doni, menjadi salah satu faktor penyebab jumlah titik api semakin meningkat, dan ketebalan asap dan ketebalan polutan semakin buruk. Di samping itu, lanjut Kepala BNPB, rendahnya curah hujan di wilayah karhutla akibat dampak dari fenomena El Nino makin memperburuk kebakaran dan kualitas udara yang ada di Riau.


Massa aksi ini membentangkan spanduk berisi seruan dan protes terhadap pemerintah untuk peduli terhadap para korban bencana asap di Riau dan beberapa wilayah di Indonesia. Mereka meminta Presiden Jokowi tidak hanya menunjukan keprihatinannya saja dengan mengirimkan anak buahnya ke Riau tapi juga harus turun ke lapangan dan menghirup langsung asap jerebu.
"Ini sebagai bentuk aksi protes kita terhadap pemerintah dan memberitahu masyarakat luas bagaiman kondisi Riau saat ini. Kondisi Riau tiap asap yang hampir tiap tahun," kata salah satu koordinator aksi Riyan Hidayat yang juga ketua mahasiswa Kampar Jakarta, di kawasan CFD, Bundran HI, Jakarta  Ahad (15/9).
Selain bentangkan spanduk bernada seruan itu, mereka juga menampilkan  teatrikal dan memakai atribut yang menggambarkan kesengsaraan masyarakat Riau untuk mendapatkan udara akibat kebakaran lahan.
"Kita ingin membuka mata semua orang. Meskipun hal ini tidak belum ada apa-apanya. Tapi kami juga akan membuat aksi selanjutnya jika pemerintah belum juga bisa mengatasi asap. Bukan aksi damai lagi," cetusnya.   
Tak hanya itu, mereka juga melakukan penggalangan dana dan juga aksi membubuhkan tanda tangan di kain putih  yang telah disediakan sebagai bentuk dukungan terhadap korban bencana asap.
Beberapa kardus disiapkan untuk mengumpulkan sumbangan peduli asap. Masyarakat yang sedang mengikuti CFD pun ikut berpartisipasi pada aksi ini. Mereka mendonasikan uang dan memasukkannya ke kardus yang disiapkan oleh mahasiswa (Dwi)