Marketing Football dan Esport Favorit Olah Raga jadi Nilai Ekonomi - Metroxpose News and Campaign

Headline

WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda

Monday, August 26, 2019

Marketing Football dan Esport Favorit Olah Raga jadi Nilai Ekonomi


MetroXpose.com, Jakarta - Gelaran Indonesia Sport Expo and Forum (ISEF) atau Forum dan Pameran Olahraga 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (25/8) telah berakhir. Acara ditutup dengan dua diskusi dan babak Final Turnamen Esport.

Baca Juga : Fun Bike Tour De'Malindo 197Km Persahabatan Indonesia Malaysia
Diskusi pertama membahas tentang Revenue Generation in Football bersama dengan narasumber Kenneth Macleod perwakilan dari UEFA dan Yabes Tanuri, CEO Bali United.
“Dalam diskusi ini, saya menjelaskan bagaimana proses sebuah perusahaan, dalam hal ini klub, memasarkan dan menjual produk atau layanan untuk menghasilkan pendapatan. Suatu klub bisa memasarkan pemain yang dibelinya, menjual barang dagangannya, seperti jersey (baju klub) kandang maupun tandang,” buka Kenneth.

Baca Juga : Medan 10K Diikuti Ribuan Pelari
“Dengan klub melakukan hal itu, maka klub bisa terus bertahan. Saya rasa Indonesia memiliki pasar yang bagus, karena didukung oleh sumber daya manusia dan suporter suatu klub ataupun tim nasionalnya,” sambungnya.
Yabes Tanuri dalam kesempatan yang sama menjelaskan bagaimana Bali United bisa menjadi seperti saat ini, apalagi, dengan adanya nama mereka di lantai bursa saham, otomatis mereka menjadi Go Public.
“Untuk menjadi seperti sekarang, kami di Bali United menempuh jalan yang tidak mudah. Semua berkat orang-orang hebat dibalik suatu klub itu sendiri. Mereka punya banyak inovasi dan ide-ide brilian. Saat ini, dengan adanya pemain-pemain yang mengisi skuat Bali United, kami bisa menjual produk-produk kami, sesuai apa yang yadi dikatakan oleh Kenneth. Kami juga memiliki cafe yang letaknya di Stadion,” katanya.
“Apalagi dengan dilepasnya saham Bali United untuk umum, akan semakin banyak pihak yang bisa mendukung tercapainya visi dan misi Bali United untuk meraih sukses yang berkelanjutan dengan terus berinovasi, baik di bidang sepak bola maupun industri olahraga dan hiburan secara luas. Tentu saja termasuk para suporter yang kali ini dapat berperan lebih aktif dalam memperbesar Bali United untuk mencapai tujuannya,” ujarnya.
Sesi dialog berikutnya, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Digital Marketing dan Fans Engagement, kali ini dengan tiga narasumber sekaligus. Kenneth Macleod kembali hadir, dia disandingkan dengan Richard Clarke, dari AFC dan Feizel Noor dari Genius Sports.

Baca Juga : Deka TNI Gadungan Terkadang Sersan Kadang Kopral Modus Kencani Wanita.
Ketiganya menjelaskan mengenai Digital Marketing dari prespektif mereka masing-masing. Richard yang lama di klub Arsenal punya pendekatan yang lebih bersahabat dengan para suporter, Kenneth lebih elegan, karena dia adalah perwakilan dari FA Skotlandia. Sedangkan Feizel lebih kepada bagaimana hubungan database dengan cara pendekatan terhadap fans.
“Saya memberikan pandangan terhadap Anda sebagai orang yang memiliki pengalaman bekerja di klub seperti Arsenal dan beberapa klub yang ada di Indonesia melalui PT. Liga Indonesia Baru. Cara termudah untuk merangkul dan pendekatan dengan fans sepak bola adalah dengan bertindak sebagai perwakilan suatu klub, namun dengan gaya bicara layaknya seorang fans,” tutur Richard.
“Facebook, twitter sampai Instagram merupakan media sosial yang populer saat ini. Anda bisa menyampaikan pesan dan berinteraksi dengan fans melalui media sosial tersebut. Seperti yang tadi saya sampaikan di presentasi saya tadi. Bagi suatu klub, kita harus lebih cair dalam penyampaian pesannya,” sambungnya.
Kenneth melalui presentasinya, memiliki pandangan berbeda dari Richard mengenai pendekatan terhadap fans. “Komunikasi dalam sport marketing membantu federasi meningkatkan reputasi dengan stakeholders kunci dan juga pendekatan dengan fans. Stakeholders sepak bola terdiri dari fans, pelatih, wasit, media, klub, pemerintah, pemain, pemilik stadion, dan pekerja sukarela,” jelasnya.
“Terpenting adalah, Anda harus bisa menguasai nada bicara Anda. Nada bicara bukan sesuatu yang Anda ucapkan, tapi bagaimana Anda akan mengatakan dan cara menyampaikannya yang benar. Nada suara yang baik menentukan kualitas penyampaian tulisan serta kepribadian seseorang atau organisasi. Nada bicara yang baik adalah yang mengedukasi dan informatif. Sementara yang menghibur dan menjual itu sebagai elemen pendukungnya.”
Feizel sebagai pembicara terakhir di sesi ini mengatakan hubungan perusahaannya, Genius Sports dengan pendekatan fans. “Genius Sports lebih dari penyedia teknologi. Kami membangun hubungan jangka panjang dengan badan olahraga dan pemerintahan, membantu dan mengendalikan data mereka sehingga dapat mendorong pendapatan serta melibatkan penggemar. Kami menyediakan kombinasi unik dari keahlian teknis dan olahraga, dukungan setiap saat, dan manajemen perubahan,” ceritanya.
“Kami tahu penggemar olahraga lebih baik daripada siapa pun. Diluncurkan pada tahun 2016, Genius Sports Media percaya ada cara yang lebih baik untuk olahraga dan merek terhubung dengan penggemar - menggunakan kekuatan data olahraga langsung. Kami memberikan konten yang kuat dan digerakkan oleh data untuk mengubah situs penerbit, baik besar maupun kecil. Tapi yang paling penting, kami membantu penggemar memahami cerita di balik statistik.”
“Jadi data-data yang kami kumpulkan, mulai dari klub, pemain, wasit, pelatih, dan lain sebagainya (dalam kaitannya dengan PSSI sebagai mitra kami di bidang olah raga sepak bola) bisa federasi gunakan untuk mendekatkan diri dan merangkul fans. Itu cara terbaik yang kami tawarkan disini,” lanjutnya.
Final Turnamen Esport
Selain dua diskusi tersebut, acara hari ini merupakan babak final dari turnamen EA Sport FIFA 2019, Pond’s Men Garuda Esports 2019. Turnamen yang pertama kali diadakan oleh PSSI ini adalah bentuk apresiasi kepada beberapa klub Liga 1 yang sudah membentuk tim esports dan sering mengatakan dan mengikuti berbagai kompetisi. Mini turnamen untuk para jurnalis peliput juga diadakan disini.
Babak final turnamen mempertemukan Raihan dan Guntur. Raihan memakai tim Juventus untuk mengalahkan Barcelona milik Guntur. Dimana akhirnya Raihan memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 dan menjadi Juara di turnamen yang pertama kali diselenggarakan oleh PSSI.
“Selamat untuk para juara di turnamen pertama yang PSSI selenggarakan. PSSI melihat antusiasme peserta sangat tinggi, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada para peserta atas partisipasinya dalam acara ini,” buka Deputi Sekretaris Jendral PSSI, Marsal Masita.
“PSSI berharap ini bisa jadi cikal bakal adanya kolaborasi lebih jauh antara semua pelaku E-Sports di Indonesia, untuk membentuk establishment e-Sports dalam sebuah manajemen pengelolaan kompetisi yang profesional & punya kontribusi bagi pengembangan talent & industri e-Sports Indonesia di waktu mendatang. Semoga muncul bibit-bibit baru kedepannya nanti. Kami juga akan mengadakan acara serupa tahun depan,” ungkapnya.
Raihan sebagai Juara pertama berhak atas uang senilai 20 Juta Rupiah, disusul Guntur sebagai juara kedua mendapatkan uang sejumlah 12,5 Juta Rupiah. Kemudian Shadam Pradana sebagai juara ketiga membawa pulang uang sebesar 7,5 Juta Rupiah. Juara harapan pertama jatuh kepada Shandy Putra, dia menerima uang 1,5 Juta Rupiah. Muhamad Aji sebagai Juara harapan kedua dengan uang sebesar 1 Juta Rupiah dan terakhir, ada nama Ketut Arta yang membawa pulang uang senilai 750 Ribu Rupiah (Uli)