Bordir Bireuen Jadi Ikon INACRAFT 2019 - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com

Saturday, August 3, 2019

Bordir Bireuen Jadi Ikon INACRAFT 2019


MetroXpose.com, Bireuen - Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati, mengatakan, ditunjuknya Aceh sebagai ikon pada pameran kerajinan International Handicraft Trade Fair (Inacraft) Tahun 2020, menjadi momentum promosikan Aceh.
 
Oleh karena itu, ia meminta kepada pengrajin karya kerajinan bordir Bireuen untuk mejaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. Dengan demikian, produk kerajinan dari Aceh dapat menjadi ikon yang mengesankan bagi semua pengunjung Inacraft, baik lokal maupun mancanegara. 
“ini merupakan ajang bergengsi, di mana seluruh konsumen dan pengrajin di Indonesia datang berkumpul di Jakarta,” ujar Dyah Erti saat mengunjungi dan melakukan penilaian desa kerajinan bordir, di Desa Juli Cot Mesjid, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Sabtu (3/8).
Bordir merupakan produk kerajinan yang telah lama menjadi unggulan di Aceh. Kerajinan bordir diaplikasikan dalam berbagai produk, baik itu mukena, sarung, alas meja, tas dan produk lainnya. 
“Mohon untuk kabupaten Bireuen, khususnya Gampong Juli Cot Mesjid, supaya Geusyiknya mengawal produk kerajinan gampong dan bisa dipersiapkan produk-produk terbaiknya untuk bisa kita pamerkan dan perjual belikan di Inacraft 2020,” ujar Dyah Erti.
Dengan menampilkan budaya Aceh dan produk kerajinan berkualitas, kata Dyah, diharapkan dapat menjadi daya tarik masyarakat luar untuk datang ke Aceh. Dengan demikian jumlah wisatawan meningkat dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dalam kesempatan itu, istri Plt Gubernur Aceh itu mengapresiasi Dekranasda Kabupaten Bireuen atas antusias dan partispasinya dalam setiap pameran kerajinan di tingkat nasional maupun internasional. 
Selain itu, ia juga meminta Dekranasda Bireuen agar dapat melakukan pembinaan yang intensif kepada pengrajin di gampong-gampong. Minimal satu bulan satu kali. “Sehingga kualitas dan kuantitas produknya meningkat juga terjaga,” tutur Dyah.
“Besar harapan kami Gampong Juli Cot Mesjid ini dapat menjadi salah satu gampong kerajinan kebanggaan di Aceh. Mudah-mudahan dengan ada nya penilaian ini dapat maju lebih pesat,” kata Dyah.
Sementara itu, Plh Sekretaris Daerah kabupaten Bireuen, Ibrahim Ahmad, mengatakan produk kerajinan telah berperan secara nyata dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
Oleh sebab itu, Pemerintah kabupaten Bireuen, ujar Ahmad,  meminta Dekranasda Aceh untuk membina kerajinan masyarakat Bireuen. Sehingga, lanjut dia,pengrajin tersebut berkembang serta menghasilkan inovasi untuk produk yang baru. 
“Mengingat potensi begitu besar maka perlu adanya pembinaan berkelanjutan. Pembinaan kerajinan akan berdampak positif pada peningkatan ekonomi, hal itu terbukti dari pertumbuhan home industry di gampong-gampong di Bireuen,” ujar Ahmad.
Ahmad juga meminta kepada Dekranasda Aceh dan Bireuen untuk mempromosikan produk kerajinan gampong Juli Cot Mesjid. “Dengan kedatangan tim penilaian ini, akan menambah semangat masyarakat  gampong Juli Cot Mesjid untuk terus berinovasi,” ujar dia. 
 
Pada kesempatan tersebut,  Dekranasda Aceh menyerahkan bantuan perlengkapan alat kerajinan untuk para pengrajin di gampong itu (Lam)