Kepala Bappeda Kab.Kepulauan Mentawai Naslindo Sirait, SE,MM |
MetroXpose.com, Medan - Beberapa Waktu lalu Kursus Latihan Kepemimpinan yang diselenggarakan GMKI Cabang Medan salah satu kegiatannya adalah diskusi panel dengan topik Daya Saing, Bonus Demografi dan Ekonomi bangsa di ikuti berbagai mahasiswa di Kota Medan yang menghadirkan Narasumber antara lain Naslindo Sirait,SE,MM sebagai Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai, Dr. Pantas Silaban,SE.,MBA-Direktur Pasca Sarjana UHN dan Fransiska Sihaloho dari Perwakilan BI Sumatera Utara. berlangsung di medan Senin, 17 Juni 2019. Dalam pemaparannya Naslindo menyoroti bahwa model pertumbuhan negara-negara maju saat ini seperti Korea Selatan, Singapura, Jepang dan Amerika Serikat karena mereka menekankan aspek sumber daya manusia dengan kekuatan ilmu pengetahuan, sumber daya alam, teknologi, inovasi, kewirausahaan dan kelembagaan sebagai modal pembangunan, sebagaimana penelitian Paul Romer yang mengemukakan Teori Pertumbuhan Endogen. Inovasi muncul dari adanya ide yang berasal dari learning-by-doing dengan introduksi hal-hal baru dalam perekonomian, dan Adanya riset dan development untuk menciptakan inovasi yang terus menerus. Karena itu keberadan Universitas sebagai labaoratorium riset dan inovasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dapat melakukan penguasaan ahli teknologi dan menciptakan teknologi baru.
Para Narasumber yang jadi Pembicara |
Disamping kemampuan hard skill yang dimiliki Individu, perlu dipompakan semangat inovasi dan wirausaha, individu yang giat, siap meraih peluang pencipta ide dan bisnis baru. Karena itu salah satu ukuran daya saing bangsa saat ini sebagaimana dikemukakan oleh Word Economic Forum adalah kemapuan bangsa untuk berinovasi untuk mecapai, posisi menguntungkan (advantageous position) atas bangsa lain dalam sejumlah sektor industri.
Dalam menhadapai tantangan ekonomi global dan regional di dalam jaman internet of thing, yang bercirikan Volatility, Uncertainty, Complexdan ambigue, pemerintah sangat berperan untuk memperkuat daya saing melalui peningkatan kulitas sumber daya manusia dengan jalur pendidikan dan pelatihan, selain itu perlunya sebuah kebijakan untuk menempatkan riset menjadi bagain inti dari pembangunan dengan mengalokasikan sumber daya yang cukup bagi penelitian dan pengembangan universitas. Agar Indonesia tidak terjebak menjadi negara berpendapatan menengah (middle income trap) maka perlu mendasarkan perekonomian berbasis pengetahuan dan menselaraskan keuntungan komparatif seperti ketersedia sumber daya alam yang berlimpah misalnya pembangunan disektor pertanian dan maritim secara terpadu mulai dari hulu dan hilir yang dapat memberikan nilai tambah dengan memasukkan teknologi dan inovasi di dalamnya salah satunya dengan ekonomi digital yang akan membuat pasar, bisnis dan produk semakin efesien, terintegrasi dan berdaya saing.
Menurut Naslindo, pada akhirnya penentu kemajuan dan perkembangan sebuah negara
adalah kreatifitas pemimpinanya, Lee Kuan Yew pemimpin kemajuan Singapura,
Deng Xiaoping membuka tiongkok 1978, mereka memeiliki kemampuan belajar
dari pengalaman tempat lain. menerapkan gagasan cemerlang dengan cepat dan
tegas melalai layanan publik yang efesien. Indonesia tahun 2020 sampai 2030 dapat
menjadi negara maju dengan memanfaatkan bonus demografi dengan syarat
perekonomian harus tumbuh tinggi dan konstan, berbasis pengetahuan,
didukung dengan SDM yang berkualitas melalui pendidikan,
menambah keterampilan, pengetahuan, teknologi, inovasi serta pembelajaran seumur
hidup.(dons)